Selasa, 01 September 2009

METODE PERTANIAN PADI SRI

SRI (system of rice intensification) dikembangkan di Madagascar
20 thn yang lalu oleh Fr. Henri de LaulaniƩ, S.J., yang menghabiskan
waktu selama 34 tahun bekerja bersama petani, mengamati,
bereksperimen, dan juga mendapatkan ‘keberuntungan’ pada masa 1983-84.
Metoda ini dikenal juga dengan nama Metoda Madagascar.
Pada tahun 1994 Tefy Saina (lembaga swadaya masyarakat) dan CIIFAD
(Cornel International Institute for Food and Agriculture Development)
mulai bekerjasama dalam pengembangan SRI. Dengan bantuan CIIFAD
khususnya dari Prof. Norman Uphoff, SRI menyebar ke negara lain.
Nanjing Agricultural University di China dan AARD
(Agency for Agriculture Research and Development) di Indonesia
melakukan percobaan pertama di luar Madagascar pada tahun 1999.


PRINSIP UTAMA SRI :

- Penanaman bibit muda (8-12 hari setelah berkecambah)
- Jarak penanaman yang lebar (minimal 25cm x 25 cm, 1 bibit per titik)
- Menghindari trauma pada bibit saat penanaman (penanaman maks.
30 menit setelah bibit di ambil dari penyemaian)
- Penanaman padi secara dangkal
- Manajemen Air (Tanah dijaga terairi dengan baik, tidak terus menerus
direndam dan penuh, hanya lembab)
- Meningkatkan aerasi tanah dengan pembajakan mekanis
- Menjaga keseimbangan biologi tanah (Penggunaan Pupuk
dan Pestisida Organik


PERBEDAAN PARADIGMA PRODUKSI :

Paradigma Revolusi Hijau
(a) Mengubah potensi genetik dari tanaman, dan
(b) Meningkatkan penggunaan input-input eksternal
dengan lebih banyak air, lebih banyak pupuk, insektisida, dll.
Hal ini awalnya sukses, tetapi dengan biaya yang cukup tinggi

SRI hanya mengubah cara petani dalam mengelola tanamannya,
tanah, air dan nutrient

Perubahan ini mengurangi penggunaan air dan biaya produksi
dan menyebabkan peningkatan faktor produktivitas dan pendapatan
petani.

Keuntungan ini hasil dari (a) peningkatan pertumbuhan dari sistem akar,
dan (b) meningkatkan berlimpahnya dan beragamnya organisma tanah,
yang pada gilirannya memberikan kontribusi pada produktivitas tanaman

GO SRI

Pertanian Organik

Dalam tataran umum, pertanian organik
mengacu kepada prinsip-prinsip berikut :

Meningkatkan dan menjaga kealamian lahan dan agro-ekosistem
- Menghindari eksploitasi berlebihan dan polusi terhadap sumber
daya alam
- Meminimalkan konsumsi dari energi dan sumber daya
yang tidak dapat diperbaharui
- Menghasilkan nutrisi sehat dalam jumlah yang cukup,
dan makanan berkualitas tinggi
- Memberikan pendapatan yang memadai dalam lingkungan kerja
yang aman, selamat dan sehat
- Mengakui pengetahuan lokal dan sistem pertanian tradisional
(kearifan lokal)


Dalam tataran praktis pertanian organik
mengacu kepada prinsip-prinsip berikut :

- Menjaga dan meningkatkan kesuburan jangka panjang dari tanah
- Memperkaya siklus biologikal dalam pertanian,
khususnya siklus makanan
- Memberikan pasokan nitrogen dengan penggunaan secara intensif
tanaman yang memfiksasi nitrogen
- Perlindungan tanaman secara biologikal
berdasarkan pada pencegahan daripada pengobatan
- Keragaman varietas tanaman dan spesies binatang,
sesuai dengan kondisi lokal
- Penolakan pada pupuk kimia, pelindung tanaman, hormon
dan pengatur tumbuh
- Pelarangan terhadap Rekayasa Genetika dan produknya
- Pelarangan dalam metoda bantuan pemrosesan dan kandungan
yang berupa sintetis atau merugikan didalam pemrosesan makanan


APAKAH PERTANIAN ORGANIK ADALAH PERTANIAN TRADISIONAL ?

Yang Umumnya Pertanian Tradisional dan Organik miliki :
• Tidak menggunakan pupuk, insektisida, fungisida, herbisida
dan perangsang pertumbuhan dengan bahan kimia buatan.
• Tidak menggunakan tumbuhan dan binatang hasil rekayasa genetika.
• Menggunakan kotoran binatang

Metoda Organik Yang Terdapat Dalam Pertanian Tradisional :
• Siklus makanan tertutup, input-input eksternal rendah
• Siklus ulang biomassa melalui pembusukan jerami atau pengkomposan
• Pencampuran tanaman dan/atau rotasi tanaman
• Pengelolaan berketahanan dari sumberdaya: Tanah, Energi, Air
• Perawatan Kesuburan Tanah, Pencegahan Erosi Tanah

Yang Khusus Dalam Pertanian Organik :
• Penggunaan preparasi mikrobial untuk pengelolaan binatang
pengganggu
• Melepaskan atau menarik serangga yang bermanfaat
• Menggunakan benih yang tingkat produksinya tinggi,
namun tahan hama/penyakit
• Pengenalan pupuk hijau yang efisien, tanaman pelindung
dan tanaman yang memfiksasi nitrogen
• Penggunaan alat-alat yang diperbaharui untuk pengolahan tanah,
penyiangan, pemotongan, dll
• Menggunakan metoda yang diperbaharui untuk pengkomposan
dan pupuk biologi


GO SRI